BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Saya punya kawan, laki-laki. Dia kuliah sudah hampir selesai, tinggal skripsi saja. Ada masalah dengan skripsinya, proposalnya ditolak dan kawan saya bingung harus ngapain setelah ini. Hari beganti hari, bulan beganti bulan dan setahun telah berjalan. Teman saya semakin tidak punya nyali untuk datang ke kampus apalagi ketemu dosen pembimbingnya. Dua tahun lewat, tiga tahun, dan sudah empat tahun skripsinya telantar.
Suatu hari saya bertanya kepadanya, "Mengapa skripsinya tidak diselesaikan?" Dia sendiri pun juga bingung menjawabnya. Kemudian dari omongan hati kehati, ternyata dia mengalami paranoid. Dia khawatir seandainya dia sudah dikeluarkan dari universitas. Kalau belum, dia khawatir dengan biaya yang harus dibayar selama 4 tahun berjalan. Dia malu harus ngomong apa dengan dosen pembimbingnya, dan harus mulai dari mana lagi.
Kemudian saya mengatakan bahwa kalau masalahnya di diamkan maka sampai kapan pun tidak akan ada penyelesaian. Maka, HADAPI apa pun yang tejadi. Datangi kampus dengan gagah berani, tanyakan status kemahasiswaannya, kalau sudah di DO minta tolong untuk transfer di sekolah lain berbekal SKS yang sudah di tempuh berapapun itu dan apapun itu, tanyakan berapa uang yang harus dibayar selama kurun 4 tahun yang tanpa keterangan itu, jangan takut mendengar jumlah tagihannya berapapun harus di dengarkan dan jangan membayangkan angka yang besar karena biasanya jumlahnya tidak sebesar yang dibayangkan, dan registrasi kembali sehingga ada penegasan status kemahasiswaan, koordinasi dengan dosen pembimbing dan kerjakan skripsi dengan fokus.
Intinya, kalau ada masalah jangan di diamkan. Mendiamkan masalah yang disebabkan otak kita diracuni bayangan menakutkan dan tidak mengenakkan. Selesaikan satu per satu, agar tidak menjadi kebiasaan. HADAPI, dan lihat apa yang terjadi !