BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM
Kita di tunggu oleh kesuksesan, kita dikejar malah. Masalahnya kita tidak siap. Kesuksesan, keberhasilan, kemuliaan, kekayaan selalu mencari orang yang siap. Kita diam pun kalau siap maka semua itu akan menghampiri, bahkan jikalau kita tidak mau pun kesuksesan itu memaksa kita untuk mau. 'Siap' menjadi signifikan ketika harapan dan cita-cita terasa jauh dan tak tergapai. Sangat sederhana, cukup siap saja. Tidak usah banyak omong dan banyak tingkah. Cukup siap saja.
Lantas, siap yang seperti apa dan caranya siap bagaimana ?
Diceritakan, ada gadis buta. Karena kebutaannya dia tidak punya kawan, dia jadi stress hingga semua orang dibenci, kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu menemaninya. Gadis itu berjanji akan menikah kalau kelak sudah bisa melihat.
Suatu hari, ada seorang pendonor yang mendonorkan matanya pada gadis itu, sehingga gadis itu bisa melihat dunia termasuk kekasihnya, dan betapa terguncangnya gadis itu ketika melihat kekasihnya ternyata buta, dan dia menolak mentah-mentah menikah dengan kekasihnya yang buta itu, kekasih yang telah setia menemani gadis itu ketika semua orang pergi menjauh.
Dan si Pria itu pergi dengan meneteskan air mata, dia menulis sepucuk surat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yg telah aku berikan kepadamu.”
Intinya, jangan seperti gadis itu. Dia tidak siap. Ketika terjadi perubahan nasip kadang-kadang kita berubah. Sudahkah kita siap untuk konsisten menjadi orang baik, tidak sombong, dermawan, tidak merendahkan tetangga, teman, dan saudara? Sudahkah kita konsisten untuk selalu menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dan selalu hanya mengharap ridlo-Nya? Bila 'ya', maka kita telah siap dan bersiaplah juga menyambut kesuksesan. Insya Allah
