BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM
Diceritakan dua orang yang telah lanjut usia, terbaring, tergolek berbulan-bulan disebuah sudut di salah satu kamar rumah sakit. Keduanya berada dalam satu ruang. Dayat dan Sukam, itulah namanya. Dayat lebih beruntung karena ranjangnya persis dibawah jendela, sehingga setiap pagi Dayat selalu tertegun di jendela sambil menceritakan kepada Sukam tentang kupu-kupu cantik yang beterbangan di antara bunga-bunga, tentang angsa yang sedang berenang di danau yang jernih, bahkan dari jendela itu Dayat bisa melihat parade karnafal kesenian rakyat.
Tentu saja Sukam amat iri dan merasa tidak adil, mengapa hanya Dayat yang bisa melihat itu. Pada suatu malam, Dayat merasa kesakitan sambil memegangi dadanya sambil memandang kepada Sukam seolah minta tolong teman satu kamarnya itu. Sukam bisa saja memencet tombol dan memanggil perawat, tapi itu tidak dilakukan. Hingga pagi harinya perawat memberitahukan bahwa Dayat telah meninggal. Sukam pun minta kepada perawat untuk pindah di ranjang yang ditempati oleh Dayat sebelumnya dan perawat mengijinkan. Dengan mata berbinar penuh harap Sukam membuka jendela, namun yang dilihatnya hanyalah tembok yang tinggi, tidak ada kupu-kupu, tidak ada angsa, tidak ada parade hiburan. Sepi.