BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM
Seorang eunterpreneur harus pantang menyerah, never give up. Harus terus. Ini klise dan sering diungkap dalam seminar motivasi, atau dalam kajian akademis. Tidak ada salahnya saya menggelorakan kembali semangat pantang menyerah kepada pembaca semuanya.
Dalam perjalanan ke Jakarta, saya naik kereta api ekonomi. Kereta api adalah sarana transportasi yang murah. Karena murahnya maka harus dimaklumi bila public transportation ini minim fasilitas. Suasana panas, bising, goncangannya tidak smooth dan rawan copet. Bila menggunakan kereta api ekonomi saya cukup membayar dua puluh enam ribu rupiah (26.000) untuk sekali jalan dari Stasiun Wates sampai stasiun Senen yang berjarak 448 km. Di dalam kereta penuh sesak, selalu seperti itu setiap hari. Jumlah kursi dan penumpang bisa 1:2. Artinya satu kursi untuk dua orang. Perjalanan dari Yogyakarta sampai Jakarta memakan waktu 10 jam. Waktu yang lama.
Didalam kereta saya menjumpai seorang penjual es teh. Dia membawa 15 plastik es teh. Dia sudah menawarkan dagangannya dari gerbong paling belakang sampai gerbong paling depan. Ada 8 gerbong, masing-masing gerbong panjangnya 20 meter. Belum ruang mesin, restorasi, dan ruang kru karyawan KA. Dagangannya belum juga laku. Dia balik lagi untuk menawarkan dagangannya. Terus seperti itu. Dia berjalan diantara penumpang yang penuh sesak, dalam seasana panas, dan gerbong yang berguncang-guncang ke kiri dan ke kanan. Saya hitung Bapak itu telah 3 kali berputar, dan dagangannya masih utuh. Dengan sisa tenaganya, bapak tapi terus menawarkan dagannyannya. Sampai 7 kali putaran, dagangannya masih utuh. Saya melihat fisik Bapak itu sudah loyo. Saya bisa membayangkan betapa lelah harus berjalan dari ujung belakang sampai ujung depan kereta. Tapi Bapak ini tidak putus asa. Dia kembali berputar untuk yang ke-8 kalinya. Dan saya melihat satu dagangannya laku. Dia berputar kembali untuk yang ke-9 kalinya, dalam putaran ke-9 ini dagangannya laku 3. Dan dengan sisa tenaganya, dia berputar kembali untuk putaran yang ke-10. Dan Kali ini dagangannya habis terjual semua.
Bisa di bayangkan, bila penjual es teh itu berhenti dalam putaran ke-7. Tentu Dia akan pulang dengan tangan hampa. Lelahnya dalam menawarkan es teh tidak mendapat hasil. Tapi untung dia pantang menyerah. Terus berjalan sampai daganganya habis. Dan dia pulang membawa untung 15 ribu, yang bisa digunakan untuk menyekolahkan anak dan menafkahi istri.